TERASBANDUNG.COM – Persib Bandung merupakan klub termuda di antara klub-klub tersebut di Indonesia. Lalu klub sepak bola manakah yang tertua di Indonesia?
Persib atau singkatan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Bandung adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berpusat di kota Bandung, Jawa Barat.
Klub ini didirikan pada tanggal 14 Maret 1933. Julukan mereka adalah Maung Bandung dan Pangeran Biru.
Persib tercatat sebagai klub terpopuler di Indonesia. Bahkan pada Maret 2022, Persib berhasil meraih predikat klub terpopuler se-Asia. Persib berhasil mengalahkan sejumlah klub besar.
Dalam catatan Depor Finanza, popularitas tersebut menggunakan aktivitas di channel YouTube masing-masing klub sebagai patokan. Aktivitas yang dimaksud adalah total suka, tidak suka, komentar, dan tayangan.
Baca Juga: Penjelasan Teddy Tjahjono Soal Kepergian Mariyo Londok, dan Berita Hoax I Made Wirawan
Dari hasil laporan Depor Finanza, Persib masuk dalam klub dengan popularitas tertinggi di Asia. Bahkan, Pangeran Biru menduduki peringkat teratas dengan total skor 11,2 juta.
Meski menjadi klub terpopuler di Indonesia, Persib bukanlah klub tertua di Indonesia. Ada 10 klub yang pertama kali eksis di sepak bola Indonesia.
Berikut 10 Klub Sepak Bola Tertua di Indonesia:
1. PSM Makasar (1915)
PSM Makasar lahir pada tahun 1915, saat itu klub yang berjuluk Ayam Dari Timur ini bernama Makasar Voetbal Bond (MVB). Kemudian pada tahun 1940, MVB berganti nama menjadi PSM Makassar.
2. PPSM Sakti Magelang (1919)
Lahir dengan nama Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) pada tahun 1919, PPSM Sakti Magelang saat ini bermain di kasta kedua sepak bola Indonesia. Klub asal Magelang ini merupakan salah satu klub Indonesia yang ikut mendirikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
3. Persis Solo (1923)
Bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) pada awal kemunculannya di Surakarta, 1923, Persis Solo merupakan salah satu klub sepak bola tertua di Indonesia dan mempunyai suporter dengan nama Laskar Pasoepati.
4. Persipura Jayapura (1925)
Lahir pada tahun 1925 di Indonesia Timur, Persipura kini menjadi salah satu tim terkuat di Indonesia. Persipura bahkan telah melahirkan legenda Timnas Indonesia, Boaz Solossa. Tim berjuluk Mutiara Hitam ini sudah beberapa kali menjuarai level teratas sepak bola Indonesia.
5. Persebaya Surabaya (1927)
Persebaya Surabaya lahir pada tahun 1927 dengan nama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Sebelum berganti nama menjadi Persebaya, klub ini sempat berganti nama menjadi Persebaja pada tahun 1943.
6. PSISSemarang (1928)
Klub yang mempunyai julukan Mahesa Jenar ini lahir pada tahun 1928 dengan nama Tots On Doel (TOD). PSIS Semarang yang saat ini bermain di Liga 1 Gojek sempat tersandung skandal besar sepak bola Calciopoli pada tahun 2014 yang mencoreng nama klub dan juga sepak bola Indonesia.
7.Persija Jakarta (1928)
Persija mungkin menjadi klub yang paling banyak dikenal masyarakat Indonesia saat ini, karena rivalitasnya yang fenomenal dengan Persib Bandung.
8.PSBI Blitar (1928)
PSBI Blitar memiliki latar belakang yang menarik, pasalnya klub asal Blitar ini merupakan kesatuan sepak bola Indonesia sebelum terbentuknya PSSI. Klub berjuluk Singo Lodro itu kini bermain di kasta ketiga sepak bola Tanah Air.
9.PSIM Yogyakarta (1929)
Klub sepak bola berjuluk Laskar Mataram ini lahir pada tahun 1929. Saat itu PSIM Yogyakarta masih bernama Persatuan Sepakraga Mataram (PSM). Kemudian pada tahun 1930 berganti nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Mataram (PSIM).
Perubahan nama ini merupakan tuntutan pergerakan bangsa untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
10. PSMS Medan (1930)
PSMS Medan lahir pada tahun 1930 dengan nama Medansche Voetbal Club (MSV). Nama PSMS sendiri baru dicetuskan pada tahun 1950, dan menjadikannya sebagai tahun lahirnya PSMS. PSMS Medan atau yang sering disebut Ayam Kinantan mempunyai gaya permainan yang keras dan cepat.
Itulah klub-klub tertua di Indonesia. Memang tidak akan ada habisnya jika berbicara soal sepak bola. Setidaknya kini pengetahuan Anda tentang sepak bola sudah bertambah. ***
Penulis: Tim Teras Bandung | Editor: Dadi Mulyanto
